SEPUTAR INKONTINENSIA
Apa Itu Inkontinensia Urine?
Urinary incontinence atau inkontinensia urine adalah kondisi medis berupa hilangnya kontrol otot kandung kemih yang menyebabkan seseorang kesulitan menahan buang air kecil. Kondisi ini kerap membuat penderitanya ingin buang air kecil secara tiba-tiba hingga mengompol saat sedang batuk atau bersin.
Penyakit inkontinensia urine dapat terjadi dalam jangka panjang maupun pendek sesuai dengan kondisi dan tingkat keparahan yang dialami oleh penderitanya. Bila tidak ditangani dengan tepat, kondisi ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari hingga meningkatkan risiko terjadinya infeksi kandung kemih.
Jenis-Jenis Inkontinensia Urine
Utamanya, inkontinensia urine dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu inkontinensia stres, inkontinensia urge, dan inkontinensia overflow .
1. Inkontinensia Stress, yaitu inkontinensia urine yang terjadi akibat lemahnya otot kandung kemih sehingga tidak mampu menahan urine ketika perut atau kandung kemih mendapatkan tekanan, seperti saat batuk, bersin, tertawa, atau mengangkat beban berat.
2. Inkontinensia Urge, yaitu inkontinensia urine yang disebabkan oleh kontraksi otot kandung kemih secara berlebihan. Kondisi ini menyebabkan penderitanya memiliki dorongan kuat dan tiba-tiba untuk buang air kecil.
3. Inkontinensia Overflow, yaitu kebocoran urine yang terjadi sedikit demi sedikit karena terdapat sisa urine pada kandung kemih meski telah buang air kecil.
Faktor Risiko Inkontinensia Urine
Adapun sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya inkontinensia urine adalah sebagai berikut:
1. Obesitas
2. Menopause
3. Orang lanjut usia
4. Berjenis Kelamin wanita
5. Memiliki kelainan struktur kandung kemih sejak lahir
6. Memiliki keluarga dengan riwayat inkontinensia urine sebelumnya
7. Mengidap kondisi medis tertentu, seperti gangguan saraf atau diabetes
8. Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti obat diuretik atau obat penenang
Cara Mengatasi Inkontinensia Urine
Apakah inkontinensia urine bisa sembuh sendiri? Bila terjadi dalam jangka waktu pendek dan bersifat sementara, inkontinensia urine dapat sembuh dan hilang dengan sendirinya. Namun, jika inkontinensia urine disebabkan oleh kondisi medis tertentu dan terjadi dalam jangka panjang, dokter akan melakukan sejumlah tindakan medis untuk mengatasi gangguan tersebut.
Adapun tindakan medis yang dilakukan untuk menangani inkontinensia urine adalah sebagai berikut:
1. Terapi otot dasar panggul dengan menjadwalkan waktu buang air kecil atau melakukan senam kegel
2. Suntik botox untuk membuat otot kandung kemih yang terlalu aktif menjadi lebih rileks
3. Konsumsi obat-obatan, seperti tolterodine, mirabegron, dan alpha-blockers
4. Terapi hormon estrogen untuk menjaga struktur kandung kemih
5. Tindakan operasi